Dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur akan menjadi areal pengembangan tanaman jagung dan sapi, tahun ini. Di Kabupaten Malaka, pengembangan jagung itu akan menempati lahan seluas 10.000 hektare dan secara bertahap menjadi 50.000 hektare. Adapun Kabupaten Belu akan menjadi sentra sapi indukan dan sapi perah. “20.000 ekor sapi per tahun, Targetnya 100.000 dalam lima tahun ke depan,” kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Senin (6/2/2017).
Kabar itu ia sampaikan kepada dua bupati, Bupati Belu Willy Lay dan Bupati Malaka Stefanus Bria Seran yang bertandang ke kantor kementerian.
Menurut Amran, Menteri Pertanian akan membantu petani jagung dengan benih dan pupuk, traktor roda empat sebanyak 10 unit, pompa air 10 unit dan excavator. “Bantuan akan ditingkatkan lagi setelah berhasil menanam jagung,” katanya.
Adapun untuk pengembangan sapi di Belu, Menteri Amran mengharapkan dari kredit perbankan. Belu dan Malaka adalah dua kabupaten yang pembangunannya tengah digenjot pemerintah, mengingat lokasinya yang jauh dari ibukota dan tak jauh dari perbatasan negara. Keduanya hendak dijadikan lumbung pangan untuk ekspor ke negara tetangga. “Membangun mulai dari pinggiran," kata Amran, mengutip arahan Presiden Joko Widodo.
Bupati Belu dan Malaka tentu bergembira. Keduanya menyatakan kesiapan untuk bekerjasama dengan pemerintah pusat. "Saya siap berkomitmen mewujudkan sentra sapi di Belu," kata Willy Lay, Bupati Belu.
Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran mengatakan petani di daerahnya hanya memiliki lahan sebagai aset. Bila ada bantuan dan modal, produksi jagung tentu melimpah. "Di sana bisa dibangun industri pakan ternak yang hasilnya dipasarkan di dalam negeri, dan siap diekspor ke Timor Leste. Petani kami akan lebih sejahtera," ujar Stefanus dengan sangat optimistis.
Terkait hal ini, Menteri Pertanian tengah menjadwalkan kunjungan ke daerah-daerah tersebut.