Kementan Garap Potensi Santri Tani Milenial Sumenep


Sumenep - Kementerian Pertanian melakukan bimbingan teknis peningkatan kompetensi Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) secara serentak 4 Kabupaten di Madura. Secara resmi kegiatan ini dibuka di Sumenep, Jawa Timur dan secara serentak di Kabupaten Sampang, Pamekasan dan Bangkalan. Pada kesempatan ini Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si membuka Bimtek KSTM di Pondok Pesantren Mahasinul Akhlaq, Desa Ketawang Larangan, Kec. Gading, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (27/3). Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 27-28 Maret 2019.


Pelaksanaan Bimtek di Kabupaten Sumenep direncanakan menjangkau  40 KSTM atau sebanyak 400 orang santri tani milenial. Pada tahap pertama peluncuran, sebanyak 13 KSTM atau 130 orang santri tani milenial dari pesantren di wilayah Sumenep. 


"ini adalah awal dari total 44 pondok pesantren yg akan dilatih menjadi KSTM. Saya berharap para santri fokus untuk meningkatkan keterampilan pemeliharaan ayam dan mampu menghadapi tantangan era digital", jelas Busro. 


Santri diharapkan mampu menguasai teknologi dan menghadapi era digital dengan optimis. 


Bupati Sumenep menambahkan Pemasaran telur nantinya tidak perlu dikawatirkan mengingat telur masih dibutuhkan di kota Sumenep, yang selama ini di supplai dari luar kota. 


Bupati mengajak santri meneladani Rasulullah yang terus bekerja dan giat bekerja, serta menyisihkan waktu paginya untuk merawat ayam, sehingga mendapat manfaat dari ternaknya. 

Setelah pelaksanaan Bimtek ini, diharapkan para santri tani milenial ini dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh, terlebih setelah diberikannya bahan praktek mandiri berupa masing-masing 500 ekor ayam, 1000 kg pakan ayam (untuk masa 2 bulan), serta vaksin (obat dan vitamin). Khusus Kabupaten Sumenep bantuan pada hari ini adalah 6.500 ekor ayam, 13 ton pakan ayam dan 13 paket vaksin/obat hewan. 


Kementerian Pertanian terus mendorong peran serta kaum milenial dalam pembangunan pertanian Indonesia, sebagai bagian dari strategi meningkatkan kecintaan dan kesejahteraan masyarakat petani secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu strategi yang ditempuh adalah program KSTM. Program ini dimaksudkan untuk mendorong kaum santri dan generasi milenial yang berbasis di pondok-pondok pesantren untuk aktif dan berkontribusi di bidang pertanian. 


Berdasarkan data dari Kementerian Agama RI (Februari 2019) jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 24.525 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 3.598.950 orang.  Potensi tersebut dinilai dapat mendorong kontribusi kaum muda pesantren. 

Minat santri dan kaum muda dilakukan dengan modernisasi alat mesin pertanian dan bimbingan teknis untuk keterampilan bertani.


Turut hadir Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Dr. drh. Kresno Suharto, MP,  serta Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumenep.




Berita Lainnya