Jawa Timur Siap Kerjasama dengan Bulog Serap Gabah Petani


Lamongan -- Kondisi harga gabah kering panen pada panen raya saat ini yang rata-rata diantara Rp.3.000 sampai dengan Rp.3.400 masih jauh di bawah HPP, demikian juga untuk komoditas jagung harga Rp 3.500, sementara Bulog belum melakukan pengadaan yang memadai untuk  menjamin terkendalinya harga gabah sekaligus terpenuhinya cadangan beras Nasional, untuk itu dilakukan MOU berupa  komitmen bersama diantara Kepala Subdivre Bulog, Kepala Dinas Pertanian, dan Komandan Komando Distrik Militer, di Kedungpring, Lamongan, Minggu (13/3).
Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, bersama Wakil Ketua Komisi IV, Pangdam V Brawijaya, Bupati Lamongan, dan Wakil Bupati Lamongan hadir menyaksikan penandatanganan MOU tersebut. 
Hadir pula Ketua Upsus Tim Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai propinsi Jawa Timur, Dirjen PSP Kementan, Dekopinwil Jawa Timur, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Kapuskopad Kartika Bhirawa Anoraga Kodam V Brawijaya, dan Kepala Koperasi Polda Jawa Timur.
Pelaksanaan komitmen tersebut diharapkan Perum Bulog dapat sepenuhnya menyerap Gabah dan Jagung petani yang berasal dari Kabupaten atau daerah yang melakukan penandatangan Nota Kesepakatan Bersama, untuk mengkondisikan harga sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah secara berkelanjutan dan melaporkan hasil penyerapan setiap minggunya.
"Presiden sebagai Ketua Dewan Ketahanan Pangan, menginstruksikan untuk melakukan Serap Gabah Petani. Ngga ada waktu diskusi kadar air, mulai hari ini (sampai) 3 bulan kedepan jangan diskusi kadar air," kata Mentan mempertegas pelaksanaan program. 
Target Serap Gabah Petani besarannya adalah 10%, tapi Mentan meminta untuk kabupaten Lamongan dapat menyerap gabah sebesar 20%.
Amanah yang disampaikan Mentan untuk penyerapan di Jawa Timur berdasar pesan Direktur Pengadaan Bulog, tersampaikan pada acara tersebut kepada para Kadivre yang hadir. Kabupaten Banyuwangi, kabupaten Probolinggo ditargetkan Kadivre menyerap 65 ribu ton setara beras. Divre Madura 25 ribu, Bondowoso 55 ribu, Ponorogo 65 ribu, Malang 71 ribu, Surabaya Utara 95 ribu, Surabaya Selatan 85 ribu, Kediri 55 ribu, Madiun 50 ribu, Tulungagung 50 ribu, dan Jombang 70 ribu.
Sistematika yang dijalankan oleh pelaksana penyerapan Gabah dan Jagung yakni dari Bulog setempat akan dibantu oleh penyuluh dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten dan Komandan Komando Distrik Militer TNI-AD dengan jajarannya setempat.
Untuk Provinsi Jawa Timur, penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama dalam rangka penyerapan gabah petani ini adalah kali kedua yang dilaksanakan, setelah satu hari sebelumnya tepat di tanggal 12 Maret 2016 telah dicanangkan program Serap Gabah Petani secara nasional di Sukabumi, Jawa Barat.
Pada kesempatan tersebut, mentan menyebutkan sigapnya pemerintah dalam melindungi petani "Serap Gabah ini dilakukan mulai Kamis untuk pertemuan, lalu membuat SK, Sabtu (pencanangan) di Jabar, dan hari ini siap menyerap gabah petani, dan ini terus," ungkap Mentan.
Kunjungan kerja Mentan ke kabupaten Lamongan dalam satu minggu ini adalah yang kedua kalinya, dimana dikesempatan pertama pada tanggal 5 Maret lalu, Mentan meninjau secara langsung lahan tanam dan memberikan solusi untuk perbaikan kali Semarmendem. "Kami minta maaf, sudah datang dua kali ke Lamongan, tapi ini demi petani, persoalan banjir di Lamongan, proposal sudah sampai ke Menteri PU. Tahun ini akan normalisasi di kali Semarmendem," jelas Mentan.
Pada acara tersebut Mentan menawarkan kepada Tenaga Harian Lepas (THL) di Lamongan sebagai indikator penyerapan sebanyak 5.000 ton setara beras per orangnya, dan dapat diangkat status kepegawaiannya jika sampai 4 bulan kedepan dapat memenuhi target. 
Sebagaimana di Jawa Barat, 15 THL berjanji menyerap gabah sebanyak 3.000 ton, di Jatim 30 orang THL menandatangani kemampuan serap gabah sebesar 5.000 ton per orang, dan ini tentu akan menyemangatkan petani.




Berita Lainnya