Kementan Gandeng Garudafood Kembangkan Kacang Tanah


MOJOKERTO - Siapa yang tak kenal Kacang Garuda? Ternyata kacang ini adalah contoh kisah sukses pengembangan varietas lokal Kabupaten Bogor yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani setempat. 

 
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa kacang tanah menduduki peringkat ke-empat setelah padi, jagung dan kedelai sebagai tanaman pangan terpenting. Peluang pengembangan dan manfaat ekonominya sangat besar. Namun ternyata untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah dalam negeri saja, saat ini pemerintah masih melakukan impor. Masih terbuka lebar peluang besar bagi yang ingin terjun dalam agribisnis kacang tanah.
 
Saat ini di pasaran banyak beredar kacang tanah impor dari India dengan harga relatif murah. Hal ini akan merugikan petani lokal. “Permasalahan utama yang dihadapi komoditas lokal Indonesia adalah harga pokok penjualan yang relatif tinggi. Kunci menanganinya terletak pada perbaikan inovasi teknologi benih dan bibit yang berkualitas,” urainya saat membuka program Bertani on Cloud on Farm (BoCoF) yang digelar secara langsung dari Kebun Pemeriksaan Substantif PVT di Mojosari pada Kamis (13/4). Acara ini 460 peserta secara daring. BoCoF kali ini diselenggarakan atas kerja sama BPPSDMP dan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP).
 
Sesuai dengan tema “Peluang Pengembangan dan Manfaat Ekonomi Kacang Tanah untuk Kesejahteraan Petani”, Garuda Biga menjadi contoh nyata bagaimana varietas lokal yang dikelola dengan baik dapat memberikan nilai lebih bagi kesejahteraan petani. PT Garudafood melakukan upaya perbaikan genetik kacang tanah lokal Bogor hingga membuahkan Garuda Biga. Perusahaan ini kemudian mendapatkan sertifikat hak perlindungan varietas tanaman (PVT) ke Pusat PVTPP.
 
“PVT menjamin kepastian hukum varietas yang dihasilkan pemulia sekaligus melindungi kekayaan intelektual si pemulia tersebut,” jelas Leli Nuryati, Kepala Pusat PVTPP. Ia menambahkan bahwa jika suatu varietas lokal dijadikan varietas asal untuk merakit varietas baru dan komersial, maka pihak pendaftarnya dapat memperoleh manfaat ekonomi.
 
Pada acara ini dihadirkan Direktur Corporate Farming Garudafood, Rudy Brigianto yang menyampaikan bahwa pihaknya telah bermitra dengan petani untuk mengembangkan Garuda Biga sejak 2001. Pemerintah Kabupaten Bogor sebagai pendaftar varietas lokal mendapatkan manfaat ekonomi berupa saprodi untuk petani lokal setempat. Petani mitra memperoleh produktivitas yang lebih baik sehingga pendapatan meningkat. Selain itu, mereka juga mendapatkan pendampingan teknis dan jaminan ketersediaan benih serta jaminan pasar. 
Dengan kehadiran beliau, kegiatan ini menjadi momen yang sangat bagus yang dapat dimanfaatkan untuk para petani, masyarakat, penyuluh dan pemerintah daerah untuk dapat mengembangkan kacang tanah dan menggali potensi kemitraan dengan industri.
 
Sebagai penutup, Ketua PERAGI, Andi M. Syakir menegaskan perlunya pendampingan petani dan dorongan terhadap komoditas strategis, termasuk kacang tanah, untuk meningkatkan pendapatan petani. “Petani Indonesia kalah bersaing karena biaya tinggi, sehingga perlu penggunaan varietas unggul,” urainya.



Berita Lainnya