Pelaku Usaha Perkebunan Sumringah, Bunex 2022 Permudah Akses Pasar dan Perizinan


Jakarta (22/12) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Perkebunan perdana selenggarakan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex 2022). Kegiatan ini langsung mendapat respon positif dan antusias luar biasa dari para penggelut bisnis UMKM di bidang perkebunan. 


Pemilik UMKM Legenda Gula Jawa, Marissa Ulfa mengatakan Bunex 2022 menjadi angin segar bagi bisnis UMKM untuk lebih kuat dalam menghadapi krisis global. Melalui kegiatan ini, UMKM siap menghadapi pasar global yang dulu tidak mudah, karena produk UMKM akan bersaing dengan produk negara lain.

"Bunex 2022 betul - betul membantu kami para penggiat UMKM sangat disupport juga oleh Pak Menteri dan Pak Dirjen. Kalau dulu itu kurang diperhatikan dari program pengembangan UMKM tapi sekarang makin tahun makin maju. Alhammdulliah makin keren, produk UMKM jadi produk expensive juga secara kualitas," ucap Marissa di Bunex 2022, Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Marissa menyebutkan bisnis UMKM yang digarapnya fokus mengembangkan 1.600 produk turunan dari komoditas kelapa dan aren. Diantaranya gula semut, gula aren, dan lainnya dengan produksi 200 ton per bulan dengan target pasar - pasar retail, rumah, hotel sampai bidang kuliner.

"Potensi gula semut dilokal itu sangat kompetitif banget tapi kalo diluar besar peluangnya. Kita belum pernah ekspor dan ingin menjajaki pasar ekspor tapi masih ada kendala sehingga kita belum bisa ekspor namun dengan adanya Bunex ini benar-benar memberikan peluang ekspor kita," sebut Marissa.

Karena itu, lanjut Marisa, melalui acara Bunex 2022, UMKM Legenda Gula Jawa langsung mendapatkan pasar baru dalam negeri maupun luar negeri sehingga penjual dan calon buyer dipertemukan dalam satu lokasi acara. Bunex 2022 ini benar-benar memotong rantai bisnis, sehingga menjadi dekat dengan petani dan buyer dalam negeri dan ekspor.

"Tadi kita sudah melakukan MoU dengan Amerika, Malaysia, Boston bernilai 2,8 miliar per tahun," ucap Marissa.

Bersamaan, Asosiasi Kuliner Indonesia, Subagyo mengatakan komoditas perkebunan sangat erat dengan dunia kuliner seperti kopi, coklat, minyak goreng, kelapa dan lainnya dengan berbagai produk turunan, namun masih memiliki rantai pasok yang cukup panjang hingga diterima konsumen. Karena itu, Kebijakan Kementan saat ini berhasil memotong rantai pasok dengan mendekatkan buyer dan produsen yakni petani dan hal ini juga mendorong tingkat kesejahteraan petani.

"Saya kagum saat ini industri rumah tangga seperti minyak goreng sudah ada di desa dengan kehadiran Pamigo (pabrik mini minyak goreng) yang diluncurkan Kementerian Pertanian. Inovasi ini harusnya menjamurnya di berbagai tempat. Ini tentu menambah jenis usaha dari bisnis UMKM," ucap Subagyo.

Menurutnya, Bunex 2022 menjadi aksi nyata pemerintah dalam membantu bisnis UMKM dimana semua kebutuhan UMKM bidang perkebunan ada dalam satu kegiatan terkait buyer, sertifikasi, perizinan bahkan petani sebagai produsen. Produk bisnis UMKM saat ini bener- benar naik kelas secara kualitas dan kuantitas.

"Saya difasilitasi Kementerian Pertanian untuk kami kuat secara legal dengan buyer dan ada kepastian sertifikasi lahan dan perizinan untuk ekspor secara gratis," tutup Subagyo.



Berita Lainnya