Permintaan Buah dan Sayur Tinggi, Subsektor Hortikultura Tumbuh Positif 7,85 Persen di Kuartal ke IV 2020


Jakarta - Sektor pertanian tumbuh positif di tengah melemahnya perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan produk domestik bruto (PDB) pertanian tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy) pada kuartal IV 2020.
 
"Sektor pertanian merupakan yang tumbuh positif selama triwulan IV 2020," ujar Kepala BPS Suhariyanto.
 
Pencapaian ini turut disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, akhir Januari. Mentan menyatakan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.
 
“Kerja keras Kementan selama satu tahun memperlihatkan hasil positif. Hal ini terlihat dari indikator capaian makro tahun 2020 bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, sekalipun di tengah pandemi Covid-19,” papar SYL.
 
Pertumbuhan positif sektor pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah komoditas hortikultura yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,85 persen. Ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan buah dan sayur selama pandemi Covid-19.
 
"Komoditas hortikultura juga tumbuh 7,85 persen karena permintaan buah-buahan dan sayuran selama pandemi Covid-19," tambah Suhariyanto.
 
Peningkatan produksi hortikultura yang cukup tinggi terjadi pada komoditas pisang sebesar 8,38 persen, mangga sebesar 2,86 persen dan cabai rawit sebesar 12,33 persen.
 
Pada 2021, Kementan akan terus meningkatkan produk hasil hortikultura, terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Demi mencapai tujuan tersebut, Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam paparannya mengungkapkan ada tiga strategi utama pengembangan hortikultura 2021-2024, yaitu 1) Pengembangan Kampung Hortikultura, 2) Penumbuhan UMKM Hortikultura dan 3) Digitalisasi pertanian melalui pengembangan sistem informasi.
 
Dalam mengembangkan Kampung dan UMKM Hortikultura, Prihasto menjelaskan perlu adanya integrasi yang baik dari hulu ke hilir.
 
“Di mulai dari sisi hulu, Ditjen Hortikultura akan berfokus pada peningkatan kualitas perbenihan dan tata kelola produksi ramah lingkungan. Sementara dari sisi hilir, fokus diutamakan pada fasilitasi bahan baku industri, mendukung ketahanan pangan dan mendukung ekspor. Kedua sisi ini akan saling terintegrasi untuk mewujudkan pengembangan kawasan komoditas hortikultura yang optimal,” ujar Anton, sapaan akrabnya.
 
Sementara itu, terkait digitalisasi pertanian, Anton memaparkan sejumlah sistem informasi dan platform yang diinisiasi oleh Ditjen Hortikultura.
 
“Mendukung era 4.0, Ditjen Hortikultura merancang sistem informasi dan platform hortikultura digital yang dapat digunakan baik petani, pengusaha maupun masyarakat umum. Di antaranya Early Warning System, Registrasi Kampung Hortikultura, SIG OPT Hortikultura, Horti Trade Room serta IMOFC,” pungkasnya.



Berita Lainnya