Mentan SYL, Tiga Penentu Keberhasilan Pertanaman Padi Musim Gadu


 Jakarta - Kementerian Pertanian melakukan pencanangan Gerakan Percepatan Tanam  yang diresmikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui video converence di Agriculture War Room (AWR) Kementan, Jakarta, Selasa (14/5). 

 

Acara pencanangan tersebut diikuti oleh Gubernur, Bupati dan Kepala Dinas Pertanian tingkat Kabupaten se-Indonesia. 

 

"Indonesia ini begitu luas. Kita membutuhkan upaya lebih keras. Lebih terpadu, bergotong royong, agar ketersediaan makanan 267 rakyat bisa kita sediakan lebih baik. Kalau kita pernah mengalami keberhasilan, maka tahun ini kita wujudkan keberhasilan yang lebih besar bagi negara,” kata SYL. 

 

Percepatan ini menurut Mentan SYL merupakan upaya antisipasi terjadinya kekeringan dengan memanfaatkan potensi hujan yang masih ada seperti arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas. 

 

Seperti diketahui sebelumnya,  berdasarkan laoran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ada beberapa wilayah yang akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya. 

 

Menurut Mentan SYL, dari 34 propinsi, ada 8 propinsi andalan, 9 propinsi utama, dan 16 propinsi dalam pengembangan. Dengan dukungan infrastruktur irigasi, jalan usahatani, KUR, Asuransi usahatani dan sistem logistik dan distribusi, ia bersama pemangku kepentingan pertanian lainnya optimis mampu menyediakan pangan dalam situasi seperti ini. 

 

"Total luas areal musim tanam kedua atau musim gadu tahun 2020 sebesar 5,6 juta hektar. Insyaa Allah, para Gubernur, Bupati dan Kadis sudah komitmen, walau dalam situasi pandemi kita akan berusaha lebih keras untuk tetap berproduksi," ujar SYL. 

 

Lebih lanjut, Mentan SYL mengingatkan bahwa kerja keras saja belum cukup, ada syarat-syarat penentu yang harus dilakukan. 

 

"Semua itu bisa direalisasikan dengan syarat kita harus mempersiapkan prakondisi dengan menyiapkan benih, pupuk dan keperluan lain dengan menghitungnya secara presisi karena jika keliru maka fatal akibatnya,” ungkap SYL

 

Selain itu, menurutnya yang harus dilakukan adalah memperhatikan momentum. SYL yang berpengalaman selama 25 tahun sebagai kepala daerah menegaskan bahwa akan sisa-sia benih dan pupuk yang ada jika momentum tanam sudah lewat.

 

"Termasuk pengelolaan air. Kapan melakukan pompanisasi, membuka saluran dan sebagainya," jelasnya. 

 

Dan yang terakhir menurutnya harus ada skala prioritas, karena dengan mengetahui prioritas maka program pemerintah akan efektif dan efisien.




Berita Lainnya