Indonesia Memiliki Masa Depan Swasembada Daging Melalui Belgian Blue


Bogor - Sapi Belgian Blue yang dikembangkan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai mampu membawa Indonesia swasembada daging di tahun tahun mendatang. Pasalnya, jenis sapi dari Belgia ini sangat produktif dari performa postur dan pertambahan bobotnya.

 

"Sampai Desember 2018 ini, sudah lebih dari 100 ekor kelahiran sapi Belgian Blue hasil inseminasi buatan dan transfer embrio," kata Yanyan Setiawan, Kepala seksi Pelayanan Teknis Pemeliharaan Ternak saat ditemui di Kandang Indukan BET Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/1).

 

Menurut Yanyan, Sapi ini adalah rumpun sapi potong kelompok bos taurus yang memiliki keunggulan konformasi perototan dan persentase karkas yang tinggi, yakni sekitar 20 persen.

 

"Kandungan lemak sapi ini juga relatif rendah karena memiliki efisiensi penggunaan pakan yang baik. Belum lagi, potensi produksi karkas yang tinggi sehingga bagus untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia," katanya.

 

Yanyan mengatakan, pengembangan sapi ini merupakan intruksi langsung dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebagai upaya pemenuhan kebutuhan daging dan bibit sapi unggul secara nasional.

 

"Ini bukan sapi biasa, pertambahan bobot badannya tinggi sekali, per hari bisa mencapai 1 - 1,5 kilogram," katanya.

 

Meski demikian, pengembangan sapi Belgian Blue masih bersifat terbatas karena hanya ada di 11 UPT. Hal ini dilakukan karena masih ada beberapa kajian yang perlu dilakukan oleh peneliti dan tim pakar pendukung seperti Badan Litbang Pertanian serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Perguruan Tinggi.

 

Kepala Pelayanan Teknis Produksi dan Aplikasi, BET Cipelang, Ilyas, mengatakan sapi-sapi keturunan Belgian ini nantinya akan dikembangkan hingga ke seluruh pelosok Indonesia dengan catatan sudah mendapat rekomendasi dari komisi bibit.

 

"Komisi Bibit merekomendasikan sperma Belgian Blue boleh diedarkan, apabila mampu produksi pada tahun 2019. Sebab, sapi ini ditargetkan mampu profuksi secara besar pada 2021 akhir dan sudah siap produksi semen beku di 2022," katanya.

 

Lebih dari itu, kata Ilyas, Balai Embrio Ternak Cipelang, sudah bisa memproduksi sperma sapi Belgian Blue dalam waktu dekat. Pencapaian ini dianggap sebagai keberhasilan sekaligus menunjukkan pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia memberi hasil positif.

 

"Saat ini pejantan Belgian Blue sudah siap diproduksi spermanya, untuk sapi murni kita punya Gatot Kaca, kalau untuk silangan ada lima ekor sapi pejantan," katanya.

 

Mengenai hal ini, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Sugiono mengatakan, pihaknya akan kembali melakikan kajian untuk mendapatkan data akurat soal tumbuh kembangnya Belgian Blue.

 

"Kita sudah kaji dan hasilnya bagus. Tapi akan kita kaji lagi di tingkat peternak agar datanya akurat. Apabila sudah bagus manajemenya, baru kita distribusikan ke masyarakat," katanya.

 

Sugiono berharap, pengembangan sapi ini terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri yang memiliki kebutuhan cukup tinggi.

 

"Sapi Belgian Blue memiliki bobot lebih besar dibanding sapi pada umumnya. Oleh karena itu diharapkan dapat meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri," pungkasnya.




Berita Lainnya