Ekspor Bibit Ayam Petelur ke Timor Leste, Peternak Indonesia Sumbang Devisa


 Denpasar – Indonesia kembali melepas ekspor produk pertanian. Sebanyak 17.340 ekor bibit ayam petelur (day old chicken full stock layer/DOC FS Layer) siap diberangkatkan ke Timor Leste dari Bandara Ngurah Rai, Bali. Keberhasilan ini juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa negara. 

 

Tren ekspor produk pertanian merupakan bukti keberhasilan dalam peningkatan daya saing petani maupun peternak Indonesia dalam menghasilkan produk pertanian. “Usaha Indonesia untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, sekaligus kemampuan untuk memenuhi standar dan aturan internasional adalah kunci bagi produk pertanian kita untuk bisa tembus ke pasar Internasional. Ekspor pertanian Indonesia saat ini adalah bukti bahwa petani dan peternak kita mampu memenuhinya,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Kamis (6/9). 

 

Amran pun mengapresiasi industri pembibitan ayam di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana milik PT. Charoend Pokhpan Indonesia (CPI) yang ekspor perdana 17.340 ekor DOC FS Layer senilai USD 9.435 itu. Ini merupakan pengiriman awal dari total rencana sekitar 35 ribu ekor senilai USD 19.425 untuk tahun 2018.

 

Sebelumnya, pada pertengahan 2018 lalu, Indonesia juga berhasil ekspor 10.000 ekor bibit ayam pedaging (DOC FS Broiler) ke Timor Leste. Ekspor tersebut ditargetkan bisa mencapai 97.500 ekor dengan nilai USD 52.650 sampai Desember 2018 nanti.

 

Tren peningkatan ekspor hewan hidup ini sekaligus membuktikan keseriusan Indonesia dalam menerapkan sistem biosekuriti berbasis kompartemen bebas penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI). Sistem ini merupakan jaminan dalam kesehatan hewan yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian dengan melakukan sertifikasi bagi perusahaan yang akan melakukan ekspor.

 

Amran menginstruksikan jajaran Karantina Pertanian di seluruh pelabuhan, bandara, kantor pos dan pos lintas  batas negara untuk tingkatkan pengawasan lalulintas produk pertanian. “Industri peternakan kita telah bangkit kembali, pastikan tidak ada penyakit asal luar negeri yang dapat mengancam lagi,” pinta Amran.

 

Amran menerangkan produk pertanian punya standar khusus dalam perdagangan internasional, bahkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengeluarkan mekanisme terkait Sanitary and Phytosanitary (SPS) dengan tujuan menjaga manusia, hewan, dan tumbuhan dari penyakit, hama, dan kontaminasi.

 

Pada kesempatan tersebut, Amran juga melepas ekspor pakan ternak ke Timor Leste sebanyak 365 ton senilai USD 182.375, sehingga nilai total ekspor keseluruhan ke Tomor Leste pada tahun ini sebanyak USD 254.450. Untuk tahun 2019 mendatang, PT. CPI sendiri menargetkan pertumbuhan ekspor DOC FS Broiler dan DOC FS Layer serta pakan ternak ke Timor Leste sebesar 350 persen dari tahun 2018.

 

Selain melepas ekspor bibit ayam petelur, Menteri Amran juga melepas ekspor manggis sebanyak 9.000 ton di tempat yang sama. Kunjungan Mentan kali ini yang berlangsung dari 5-6 September 2018 ini juga untuk menghadiri penandatangan nota kesepahaman dengan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dalam upaya stabilisasi ketersediaan pasokan pangan dan percepatan ekspor komoditas pertanian, serta melepas bantuan untuk Lombok. p




Berita Lainnya