Mentan Amran : Mimpi Besar Kita Bangun Rain Water System


Yogyakarta (22/9) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh pihak, termasuk Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), mengawal program-program Kementerian Pertanian. Hal ini dimintanya, karena kesuksesan pembangunan pertanian Indonesia atas kerja keras bersama.

"Beras kita tidak impor, bawang sudah ekspor. Ini kerja bersama, bukan Menteri Pertanian saja. Insya Allah ke depan, kedelai kita selesaikan. Juga seterusnya," ujarnya saat memberikan sambutan pada KTNA Expo dan Rembug Utama di Jogja Expo Center (JEC), DI Yogyakarta, Jumat (22/9/2017).

"Mimpi kami bersama adalah menjadikan Indonesia di 2045 menjadi lumpung pangan dunia. Kami yakin bisa, mampu, kalau kita terus kerja bersama," sambung Menteri Amran optimis.

Program-program Kementan yang harus dikawal KTNA, kata mantan dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu, seperti optimalisasi lahan pasang surut 21 juta ha dan tadah hujan 4 juta ha melalui pembangunan embung dan mesin pompa untuk irigasi. Sehingga, menggenjot produksi komoditas pertanian, karena masa tanam bisa bertambah.

"Mimpi besar kita bangun rain water system. Seluruh air hujan jangan biarkan jatuh ke laut sebelum jadi padi, sayur-sayuran, dan seterusnya. Kalau dua raksasa ini (lahan tadah hujan dan pasang surut, red) kita 'bangunkan', 2045 jadi kenyataan," yakinnya pada acara yang turut dihadiri Ketua dan Anggota Komisi IV DPR RI, Edhie Prabowo dan Titiek Soeharto.

KNTA pun diminta membantu merampungkan masalah-masalah yang ada, seperti penyalahgunaan alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan serta bibit dan pupuk palsu. Soalnya, kata dia, "Kementan tidak bisa berjalan sendiri."

Di sisi lain, Menteri Amran menegaskan, pihaknya akan memberikan kemudahan kepada KTNA dalam rangka menyukseskan pembangunan pertanian Indonesia dan menyejahterakan petani. Misalnya, terkait rekomendasi izin.

"Izin apa saja, kita sudah gunakan IT, enggak usah datang, enggak ada biayanya. Seperti izin pertisida, datang ke Pertanian, enggak ada biaya. Itu yang sudah kita lakukan," jelasnya.

Peraih gelar Doktor Ilmu Pertanian Unhas ini kemudian menerangkan program Kementan lain untuk menyejahterakan petani. Asuransi usaha tani, baik pertanian dan peternakan, misalnya.

"Sepanjang sejarah, baru kita luncurkan. Ada kekeringan, hama, petani terima kurang lebih Rp36 miliar. Di Bojonegoro, petani dapat ganti rugi kurang lebih Rp8 miliar," bebernya.

Lalu, meningkatkan jumlah pemberian alsintan hingga 2.000 persen, dari 4.000 unit/tahun menjadi 80 ribu/tahun. Sebab, dengan alsintan, beban produksi petani dapat ditekan signifikan dan mempercepat proses tanam. "Tidak akan maju pertanian Indonesia, tanpa mekanisasi. Tidak mungkin," tegasnya.

Menteri Amran mengungkapkan, semua program inovatif tersebut dilakukannya semata-mata demi memajukan pertanian tanah air dan menyejahterakan petani. Hal itu pula yang mendorongnya menghadiri acara KTNA di Yogyakarta, meski fisiknya sedang tidak bugar.

"Kami hari ini baru keluar dari rumah, karena kurang sehat. Seharusnya diwakili Pak Dirjen. Tapi, rasanya sulit istirahat, karena kuingat KTNA adalah saudara saya. Kami pelayannya Bapak," tandasnya. (RLS/ KP)




Berita Lainnya