Pemerintah Tetap Perhatikan Komoditas Lain Diluar Pajale


Aceh - Basri A Bakar, Kepala BPTP Prop. Aceh mengatakan hal tersebut saat memberikan keterangan pers di Media Center Penas XV Stadion  Harapan Bangsa Aceh, hari ini Rabu 10/05/2017. 

Basri sebagai Ketua IV Bidang Teknologi pada Penas XV menegaskan bahwa sampai saat ini pemanfaatan lahan marginal di Provinsi Aceh belum optimal terutama lahan rawa yang luasnya ratusan ribu hektar.

Basri mencontohkan lahan gelar teknologi di Penas XV ini disewa oleh Pemda Propinsi Aceh berupa lahan rawa melalui sentuhan teknologi tata air mikro bisa dimanfaatkan menjadi persawahan, bahkan saat ini lahan yang tadinya hampir tidak bernilai kini sangat menarik perhatian masyarakat sekitar.

BPTP Aceh di lokasi Gelar Teknologi Penas XV juga mempublikasikan Jagung Varietas Nakula Sadewa 29 (Nasa29) serta benih padi Impari dan Impara 30-32. Menurut Basri, selama ini petani di Aceh pada umumnya menggunakan varietas ciherang dengan produktivitas 4.5 ton/ha, sedang varietas impari yang mulai diterapkan memiliki potensi produktivitas 8 ton/ha, bahkan dengan perlakuan khusus dapat menghasilkan 10 ton/ha.

Kementerian Pertanian memperhatikan semua komoditas pertanian di masing-masing wilayah tidak hanya terbatas pada padi, jagung, kedelai dan ternak. Pada saat ini Pemerintah memfokuskan kegiatan pada 11 komoditas strategis seperti padi dulu  kita rutin impor setiap tahun, sejak 2016 kita tidak impor beras, demikian juga dengan jagung dulu kita rutin impor 3.5 juta ton/tahun dan kini sudah turun 65 persen.

Prop. Aceh yang memiliki banyak komoditas diluar pajale, tetap mendapat perhatian seperti kopi, kakao, nilam, bahkan saat ini kita sedang memfokuskan pada tanaman kurma yang selama ini tanaman kurma dikenal dari Timur Tengah dan Amerika kini di Aceh sedang dikembangkan bahkan di Area Gelar Teknologi kita publikasikan

Basri juga menuturkan bahwa Badan Litbang Kementerian Pertanian melalui BPTP Aceh saat ini sedang membangun Desa Bio Gas di Kec. Kota Jantho dengan membangun Taman Teknologi Pertanian.
Kota Jantho memiliki populasi ternak sapi yang sangat banyak sekitar 8.000 ekor, bila ini dioptimalkan dengan memanfaatan limbah berupa kotoran sapi, masyarakat Kota Jantho akan mendapatkan banyak manfaat terutama bio energi dan lingkungan yang sehat. Saat ini sudah terbentuk 3 kelompok peternak yang memanfaatkan bio energi di kota Jantho, bila dibandingkan dengan populasi ternak yang ada, ini masih sedikit, namun kedepan kita yakin masyarakat lainnya akan ikut.




Berita Lainnya