Mentan Menyebut Kedaulatan Pangan Sudah Membaik


Surakarta - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa saat ini kedaulatan pangan sudah baik. Hal ini disampaikannya ketika  menjadi pembicara (Keynote speaker) di acara Seminar Nasional dan Pra Loknas FKPTPI BKS Wilayah Timur dalam rangka Dies Natalis Ke-41 UNS dengan tema Peranan Sumber Daya Pertanian, Perkebunan dan Peternakan dalam mendukung Ketahanan Pangan Nasional di Auditorium UNS, Kamis (30/3).

Dalam sambutannya, Mentan  akan memberikan bantuan pengembangan pisang semar, yg merupakan keunggulan lokal daerah tsb serta pengembangan benih unggul. Mentan jg memberikan arahan kepada mahasiswa UNS untuk jujur, disiplin, bermoral, kerjakeras, bertanggung jawab serta mengembangkan potensi diri.

Menurut Mentan, saat ini Kedaulatan pangan sudah membaik, stok  beras 1,93 juta ton cukup besar untuk persiapan bulan ramadhan.

“ Untuk bawang merah dan cabai, harga nya juga sudah turun artinya program kita sudah berhasil,” ujar Mentan.

Khusus Malaysia, Menteri Pertanian Malaysia juga akan menerima ekspor beras rajaunca dari Entikong, Kalimantan Barat sebanyak 15-50 rb ton. Selain itu tim Malaysia juga datang ke Ponorogo Jatim karena tertarik untuk menerima ekspor jagung.

Sesuai arahan Bapak Presiden RI, pelaksanaan pembangunan pertanian akan melibatkan akademisi pertanian. Oleh karena itu, mahasiswa pertanian agar mengenal  pertanian dengan baik.

“Orang bisa kaya karena pertanian,”  jelas Mentan.

Mentan meminta jangan  menyebarkan isu yg tidak benar, kasihan pemerintah yg sudah kerja, mau berapa saja jagung ada di Bulog.  Sampai saat ini jagung lokal tersedia untuk peternakan dengan harga sekitar Rp 3.000 lebih. Apabila stok jagung di Bulog juga cukup, Bulog akan lebih mendahulukan untuk peternak kecil.

“Produksi sudah baik, Indonesia sudah tidak perlu impor lagi. Di Tahun 2045, Indonesia akan swasembada pangan,” demikian ujar Mentan.

Mentan menegaskan, impor sapi akan diberikan ke daerah-daerah tertentu yg belum berswasembada sapi. Daerah yg sudah bisa mencukupi kebutuhannya dari lokal seperti di Jatim tidak diganggu oleh sapi impor.

Selanjutnya, Rektor UNS, Ravik Karsidi, mengatakan mengoptimalkan peranan sumberdaya Pertanian, Perkebunan dan Peternakan merupakan amanah yg diberikan Bapak Presiden RI kepada Mentan  dalam upaya mencapai swasembada pangan menuju kedaulatan pangan.

Hal yg harus dicermati saat ini adalah faktor perubahan iklim yang terjadi (climate change) sehingga optimalisasi sumber daya alam dan sumber daya manusia sangat diperlukan.

Selain faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia, faktor lain yang sangat diperlukan adalah inovasi sosial dengan memperhatikan dan mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki (kearifan lokal).

Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan Universitas Sebelas Maret tentang penelitian dan pengembangan pertanian, program pemberdayaan masyarakat, dan pelaksanaan kaji tindak.




Berita Lainnya