JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menggelar rapat terkait supply jagung di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Mentan Amran mengatakan, Indonesia akan oversupply jagung dalam tiga bulan ke depan karena produksi di sejumlah daerah meningkat signifikan. Hal ini karena kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan swasta.
GPMT merupakan perusahaan swasta yang digandeng Kementerian Pertanian untuk melakukan kerjasama untuk menyerap produksi jagung lokal, hal ini terbukti ampuh dengan turunnya impor jagung Indonesia sebesar 66%.
"Kita bekerja bersama-sama sehingga produksi kita meningkat, ini sinergi yang baik dan impor jagung kita turun 66%. Sehingga sekarang mereka justru ada kekhawatiran over suplai dalam waktu dekat," ungkap Mentan Amran.
Oversupply sendiri diprediksi akan terjadi pada musim panen Maret-April 2017 nanti yang akan mencapai 12 juta ton atau naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 10 juta ton.
"Kebutuhan jagung kita baik untuk pakan maupun konsumsi hanya sebsar 1,7 juta ton per bulan atau 20,4 ton per tahun," jelasnya.
Dengan oversupply ini, Kementan dan GPMT juga akan meminta kerjasama dengan Bulog untuk menyimpan sebagian jagung untuk disimpan di gudang Bulog, dimana gudang GPMT tidak mampu menampung produksi yang berlebih.
Mentan Amran menambahkan, pihaknya mengapresiasi GPMT yang telah proaktif membangun gudang-gudang dan dryer untuk jagung di berbagai daerah.
"Saya juga baru tahu ini kalau mereka ternyata sudah membangun gudang-gudang dan dryer dengan biaya sendiri. Rupanya GPMT sudah siap mengantisipasi akan adanya oversupply dan dikurangi impor jagung. Saya sangat mengapresiasi hal ini," ujar Mentan Amran.
Pemerintah menargetkan bisa menciptakan swasembada jagung paling lambat 2018 nanti. Salah satu komoditas yang ditargetkan tidak akan impor dalam dua tahun ke depan. Untuk mewujukan hal tersebut, Mentan Amran pun bergerilya ke sejumlah daerah untuk mendongkrak produksi jagung agar impor jagung bisa ditutup total.
"Jadi kalau sudah ada tambahan produksi jagung, kita bisa kurangi impor. Impor jagung kita tahun ini turun kurang lebih 3 juta ton, itu nilainya Rp 7 triliun-Rp 8 triliun, padahal baru sekali gerak," pungkas Mentan Amran.