Mentan: Kepri harus jadi lumbung pangan organik


Batam, Kepulauan Riau - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menginstruksikan Kepulauan Riau (Kepri) dijadikan lumbung pangan organik yang memproduksi beras, sayur, dan buah-buahan organik untuk diekspor sehingga menjadi nilai tambah untuk petani.

"Kepri harus menjadi lumbung pangan organik. Kepri adalah pintu gerbang menghadapi negara tetangga dan bagian terdepan kita, kata Mentan saat Rapat Koordinasi Pangan bersama Gubernur Kepulauan Riau di Novotel Batam, Selasa (6/9).

Mentan mengungkapkan dengan keunggulan komparatif Indonesia, khususnya Kepri, pasti bisa mengalahkan negara tetangga yang juga unggul dalam komoditas pertanian, seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam, melalui ekspor bahan pangan organik hasil pertanian Kepri ke Singapura.

Mentan menambahkan potensi Kepri, salah satunya Kabupaten Lingga sangat luas. Banyak yang masih dapat digali terutama bidang pertanian, dapat membuat Kepri berkembang lebih pesat di masa yang akan datang. Penyumbang tertinggi perekonomian adalah pertanian. Jika puluhan ribu hektare sawah dipelihara dengan baik, tentu akan mampu mengungguli Singapura.

Pemerintah fokus pada Kabupaten Lingga agar setiap wilayah perbatasan diseluruh Indonesia, bisa swasembada pangan.

"Untuk Kepri dan wilayah Indonesia umumnya, kita akan mencoba mengembangkan pertanian modern," ujar Mentan.

Menyinggung pertanian modern, maka artinya metode yang digunakan adalah pupuk organik. Hal ini guna mewujudkan  hasil pertanian yang bisa diterima sekaligus menyaingi negara tetangga yang selama ini dominan dalam hasil pertaniannya seperti Vietnam, Filipina dan Myanmar.

Bahan pangan organik merupakan potensi sektor pertanian Indonesia yang sulit disaingi negara lain dan menjadi celah kesejahteraan petani karena harga jualnya yang lebih tinggi hingga 10 kali lipat daripada bahan pangan non-organik.

Mentan menginginkan agar Kepri membuat pengaturan pertanian modern satu petak mencakup 10 sampai 20 hektare sawah sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

"Biayanya mungkin bisa lebih mahal Rp1.500-2.000 per kg, tetapi dijual bila perlu beras (organik) Rp100 ribu per kg. Kami ekspor kemarin ke Belgia harganya Rp90 ribu atau sekitar 6 euro. Uang yang berputar bisa dapat Rp6 triliun untuk petani," ujar Mentan.

Adapun negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor beras organik, antara lain Amerika Serikat, Jerman, Italia, dan Uni Emirat Arab.

Selain itu, Mentan juga menyiapkan anggaran untuk realisasi pembukaan 5.000ha lahan pertanian di Kabupaten Lingga yang diharapkan menjadi lumbung padi Kepri.




Berita Lainnya