Mendongkrak Daya Saing SDM Pertanian untuk meningkatkan Ekspor Pertanian


Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2019 di dilaksanakan pada Senin (14/01/2019) di Hotel Bidakara, Jakarta. Fokus kinerja Kementan di tahun 2019 diarahkan pada tema “Mendongkrak Daya Saing Sumberdaya Manusia (SDM) Pertanian untuk Peningkatan Ekspor Pangan dan Pertanian”.

 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang secara langsung membuka kegiatan tersebut menekankan bahwa kebijakan Kementan dalam 4 tahun telah mampu meningkatkan produksi, bahkan menyumbang capaian positif secara signifikan pada sejumlah indikator ekonomi dan kesejahteraan. "Program Kementan selama pemerintahan kabinet kerja baik berupa bantual alsintan, pembagian bibit unggul, subsidi pupuk mampu membuat petani semakin produktif, kedepan persoalan SDM dan peningkatan daya saing, akan menjadi fokus kita bersama," papar Amran.

 

Secara umum terdapat pencapaian yang baik dalam pembangunan pertanian dalam empat tahun terakhir. Indikator makro ekonomi menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian meningkat 47,2% dari Rp 994,8 triliun pada 2013 menjadi Rp 1.463,9 triliun pada 2018, dengan total akumulasi kenaikan Rp 1.375,2 triliun selama 2013-2018 atau lebih dari separuh dari Belanja Negara pada APBN 2018.

 

Dari faktor ekspor dan investasi, terlihat pembangunan pertanian juga sangat baik. Nilai ekspor pertanian meningkat 29,7% dari Rp 384,9 triliun pada 2016 menjadi Rp 499,3 triliun pada 2018, dengan total nilai ekspor Rp 1.764 triliun selama 2015-2018. "Sementara nilai investasi pertanian meningkat 110,2% dengan total nilai investasi Rp 270,1 triliun selama 2013-2018." jelas Amran.

 

Sementara itu, terkait indikator kesejahteraan, sektor pertanian berkontribusi sangat signifikan. Inflasi bahan makanan/pangan turun dari 10,57% pada 2014 menjadi 1,26% pada 2017, menunjukkan bahwa produksi pangan mampu menekan harga pangan. Namun demikian rendahnya inflasi pangan tidak mengorbankan kesejahteraan petani, terbukti Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat 0,22% dari 102,03 pada 2014 menjadi 102,25 pada 2018, begitu juga jika dilihat dari Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) meningkat 5,39% dari 106,05 pada 2014 menjadi 111,77 pada 2018. 

 

"Dengan inflasi pangan yang rendah dapat dikatakan harga pangan secara umum bisa ditekan, tapi daya beli petani tetap naik dan kesejahteraan tetap petani semakin meningkat" tukas Amran

 

Dilihat dari indikator kesejahteraan secara umum, sektor pertanian juga berkontribusi dalam menekan angka kemiskinan dipedesaan. Jumlah penduduk miskin di perdesaan menurun 10,87% dari 17,74 juta jiwa pada Maret 2013, menjadi 15,81 juta jiwa pada Maret 2018. 

 

Fokus Peningkatan SDM & Daya Saing

 

Sesuai dengan fokus pemerintan di tahun 2019 yang fokus pada pengembangan manusia Indonesia, Kementan juga akan memprioritaskan pada pengembangan SDM. Secara Internal, menurut Amran Kementan perlu mempertahankan capaian dalam meraih opini laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, begitu juga terkait penghargaan anti gratifikasi dari KPK, dan praktik-praktik pemerintahan yang bersih sebagai bukti implementasi revolusi mental/reformasi birokrasi.

 

Sementara itu, Kementan juga perlu mengembangkan minat dan mutu pendidikan generasi muda pertanian. Setelah dikembangkan, pendidikan vokasi melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), peminatnya meningkat hingga 1.238% dari 980 orang tahun 2013 menjadi 13.111 orang pada 2018 untuk mencetak generasi petani milenial berorientasi ekspor. 

 

"Tahun 2019 ini Kementan mencetuskan gerakan satu juta petani millenial berorientasi ekspor dan peningkatan kualitas dan kapasitas Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) pertanian," terang Amran.

 

Program lain yang perlu dikejar pada 2019, menurut Amran adalah upaya pengentasan kemiskinan berbasis pertanian melalui program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#BEKERJA) dan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (#SERASI). Program Bekerja akan memberikan bantuan produktif pada 400.000 Rumah Tangga Miskin (RTM). 

 

"Bantuan berupa 20 juta ekor ayam kepada petani miskin, santri tani, dan lainnya sudah disiapkan. Paket bantuan juga memberikan bantuan benih/bibit tanaman hortikultura dan perkebunan yang dirancang dalam cluster/kawasan," jelas Amran.

 

Sementara terkait program Serasi, akan dilaksanakan pada lahan rawa pasang surut/lebak seluas 500.000 hektare yang difokuskan di Provinsi Sumatera Selatan (250.000 hektare) dan Kalimantan Selatan (250.000 hektare).

 

Rakernas Pembangunan Pertanian 2019 ini dihadiri oleh 1.500 orang peserta yang terdiri dari Kepala Dinas lingkup Pertanian Provinsi seluruh Indonesia, Kepala Dinas lingkup Pertanian Kabupaten/Kota sentra produksi pangan, Danrem dan Dandim sentra produksi pangan, Kepala Divisi Regional Perum BULOG Provinsi seluruh Indonesia, Jajaran lingkup Kementerian Pertanian dan undangan lainnya. 





Berita Lainnya