Buka Spekta Horti 2018, Mentan Minta Genjot Ekspor Produk Hortikultura


Bandung Barat – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong ekspor produk pertanian untuk mendorong devisa negara dan meningkatkan penghasilan petani. Salah satu produk yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia adalah produk hortikultura seperti sayuran, buah, dan tanaman hias. Demikian disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya untuk rangkaian acara Spekta Horti 2018 yang berlangsung pada 20-23 September 2018 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Bandung Barat.
 
“Ekspor produk pertanian, khususnya hasil petani hortikultura terus meningkat. Ini menjadi bukti bahwa petani kita produktif, punya daya saing, dan bisa menghasilkan devisa untuk negara. Kementerian Pertanian terus mendorong tren positif ini dengan berbagai program termasuk dengan menyediakan benih unggul,” kata Amran.
 
Dalam acara tersebut, Menteri Pertanian melakukan pelepasan ekspor tanaman hias, buncis dan tomat hasil petani setempat. Sebanyak sebanyak 306.000 set tahaman hias dracaena hasil Kelompok Tani Alamanda dilepas ke pasar di Asia dan Timur Tengah, sementara ekspor buncis dan tomat sebesar 600 ton ke Singapura dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Panggupay bersama CV. Fortuna Agro Mandiri. 
 
Catatan ekspor hortikultura memang gemilang, seperti komoditas sayuran: bawang merah. Indonesia sudah stop impor bawang merah sejak 2016 seiring peningkatan produksi petani lokal. Tahun 2017, ekspor bawang merah bisa tembus hingga 7.750 ton, dan ditargetkan tahun ini bisa dua kali lipatnya. Komoditas buah-buahan juga cukup diminati di mancanegara antara lain, salak, manggis dan juga nanas. “Tahun ini, impor buah-buahan menurun signifikan sekitar 20-30%. Sebaliknya, ekspor buah seperti manggis justru ekspor Indonesia melesat tahun ini,” kata Amran.
 
Guna memberikan insentif bagi petani untuk terus mengembangkan produk hortikultura berkualitas ekspor, pada kesempatan tersebut, Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mendistribusikan benih unggul hasil inovasi teknologi kepada sejumlah kelompok tani, dinas pertanian, dan petani mewakili berbagai daerah di Indonesia. Benih unggul yang dibagikan antara lain: 24 ton benih bawang merah varietas Bima, 26 ton benih kentang varietas Granola L, 20 ton benih bawang putih, 16.700 polybag benih buah-buahan (mangga, manggis, durian, jengkol, dan pete) dan 8.000 polybag benih jeruk (4.000 polybag varietas Keprok Batu 55, 1.000 Keprok RGL, 1.000 Keprok Borneo Prima, 1.000 Siem Pontianak, dan 1.000 Siem Banjar). 
 
Benih Gratis Untuk Petani Hortikultura
 
Amran menjelaskan bahwa, peningkatan produksi dan upaya swasembada beberapa komoditas hortikultura ini dilakukan dengan produksi dan pendistribusian benih unggul bermutu benih sayuran dan buah-buahan secara gratis kepada masyarakat. “Komitmen Kementan jelas, pada tahun 2017, melalui APBN-P, Kementan telah dianggarkan sebanyak 2,4 triliun untuk produksi benih dan bibit. Lalu, dalam APBN 2018, anggarannya meningkat menjadi 5,5 triliun. Kita bagikan gratis ke seluruh petani Indonesia. Kita ingin bukan hanya swasembada, tapi bisa terus ekspor dan menjadi lumbung pangan dunia 2045,” papar Amran.
 
Melalui anggaran tersebut, sebagian besar benih yang diproduksi telah didistribusikan kepada masyarakat tani hortikultura. Beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balitbangtan seperti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) misalnya, telah membagikan 1 juta batang benih jeruk. Lalu, Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu) telah membagikan 140.000 batang benih buah tropika di Sumatera Barat, serta ratusan ribu benih hortikultura lainnya di seluruh Indonesia melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
 
Benih-benih yang diproduksi di Indonesia tersebut tidak hanya dibagikan untuk meningkatkan produksi hortikultura nasional, tetapi juga di ekspor ke beberapa negara. “Pada tahun 2018 direncanakan akan diekspor sebanyak 900 ton benih hortikultura dari 18 komoditas yang sebagian sudah direalisasikan. Bukti bahwa industri perbenihan kita sudah maju dan dapat bersaing dengan negara lain,” tegas Amran.
 
Amran juga mendorong setiap inovasi teknologi dan kelembagaan untuk mencapai target pembangunan hortikultura. Berbagai inovasi teknologi telah dihasilkan oleh Balitbangtan, khususnya pada teknologi hortikultura dipamerkan dalam acara tersebut. Untuk komoditas sayuran misalnya, Balitbangtan sudah memproduksi benih TSS (True Shallot of Seed) bawang merah yang lebih efisien dibandingkan sistem konvensional dengan umbi, lalu benih unggul cabai hibrida inata agrihorti 1 yang dapat ditanam di luar musim, dan bawang merah dayang sumbi agrihorti 1 yang toleran terhadap penyakit busuk daun dan dengan dilengkapi teknologi Proliga (Produksi Lipat Ganda) pada Cabai merah guna menjaga terpenuhinya Cabai merah disaat musim penghujan.
 
Sedangkan pada komoditas buah tropika telah tersedia teknologi berupa varietas unggul buah-buahan tropika seperti mangga, durian, pepaya, pisang, dan salak. Pada tanaman hias telah dihasilkan banyak varietas unggul krisan, anggrek, gerbera, serta masih banyak inovasi teknologi lain yang dapat berperan dalam peningkatan pembangunan hortikultura. Selain itu juga telah tersedia teknologi perbanyakan benih secara massal dan cepat melalui metode Somatik Embriogenesis. 
 
Selain pelepasan ekspor produk hortikultura, dan peluncuran distribusi benih secara nasional tersebut, Spekta Hortikultura juga menyiapkan rangkaian acara lain yakni Agro Inovasi Fair (AIF), dan Florikultura Indonesia.
 



Berita Lainnya