Kementan Siapkan 40% Kebutuhan Benih Jagung Hibrida Nasional


 
Jakarta, 7 Juni 2018 - Pemerintah targetkan produksi jagung sebesar 33,13 juta ton pada tahun 2025 mendatang. Target ini berarti meningkat 40,5% dibandingkan capaian produksi tahun 2016. Untuk mencapai target, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) akan menyiapkan 40% kebutuhan benih jagung hibrida nasional. 
 
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Moh. Ismail Wahab mengungkapkan bahwa untuk tingkatkan produktivitas maka petani harus menggunakan benih jagung hibrida nasional. Saat ini, penggunaan benih benih jagung hibrida masih rendah sehingga produktivitas jagung di Indonesia juga belum tinggi. 
 
“Sekitar 44% atau 1,95 juta ha lahan petani masih menggunakan benih jagung komposit dengan produktivitas rendah. Tingkat produktivitasnya 3,32 - 5,31 ton per hektare atau 30 - 70% lebih rendah dibandingkan jagung hibrida yang mencapai 8,02-10,31 ton per hektare. Benih jagung hibrida ini memang lebih mahal sekitar 5 kali lipat dibandingkan harga benih jagung komposit,” ungkap Ismail. 
 
Kementerian Pertanian telah menghasilkan sekitar 29 varietas unggul jagung hibrida dengan potensi hasil konsumsi mencapai 13,6 ton per hektare. Untuk memproduksi benih sebar (BR) jagung hibrida tersebut, Balitbangtan melakukan kerja sama lisensi guna memperoleh mitra yang berperan sebagai produsen. 
 
Ismail menjelaskan, dalam rangka mempercepat dan meningkatkan adopsi varietas jagung hibrida, Kementan memberikan porsi bantuan benih bersubsidi varietas jagung hibrida sebanyak 40 persen atau sekitar 1.120.122 hektare dari total 3 juta hektare luas jagung yang mendapat bantuan pemerintah. 
 
“Dari luasan 1,1 juta hektare tersebut dibutuhkan sekitar 16 juta kilogram benih jagung. Harapan kami, benih jagung hibrida ini dapat menggantikan jagung komposit seperti varietas Arjuna, Bisma, Lamuru, dan Sukmaraga yang masih menjadi favorit petani,” papar Ismail. 
 
Selain untuk tingkatkan produktivitas jagung, pengembangan benih jagung hibrida juga didasarkan pada kebutuhan benih yang dapat digunakan di lahan suboptimal. Untuk itu, Balitbangkan mengembangkan Benih jagung hibrida yang juga dapat dikembangkan di lahan kering di luar Jawa. 
 
“Dengan target produksi tahun 2025 yang capai sekitar 33 juta ton, maka target luas tanam jagung tahun 2025 digenjot menjadi sekitar 5,88 juta hektare atau meningkat 32,4% dibandingkan luas panen jagung tahun 2016 yang mencapai 4,44 juta hektare. Untuk capai target tersebut, benih jagung hibrida yang dikembangkan harus bisa dimanfaatkan oleh petani lahan subooptimal,” ujarnya.



Berita Lainnya