Pengembangan Paket Alat Mesin Pengolahan Biofarmaka


 Umumnya hasil panen tanaman biofarmaka (kunyit) petani masih dijual dalam bentuk bahan mentah atau segar. Untuk meningkatkan nilai tambah hasil maka dapat dijual dalam bentuk bahan setengah jadi sebagai bahan dasar obat, makanan dan minuman, sehingga diperlukan paket alat mesin pengolahan bahan baku biofarmaka.

 
Untuk meningkatkan nilai tambah produk maka dilakukan upaya melalui kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dengan Kementerian Ristek dan  Pemerintah setempat. Pengembangan paket teknologi pengolahan biofarmaka guna medukung agribisnis yaitu dapat mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. 
 
Balitbangtan melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMektan) telah menghasilkan dua jenis Alat Mesin (Alsin) pengolahan bahan baku biofarmaka. Alat tersebut diantaraya Mesin pencuci rimpang bahan baku obat dengan kapasitas 50-100 kg/proses (1 kali proses ±15 menit) dan mesin pengering hemat energi tipe ERH-Hibrid dengan kapasitas 150-200 kg/proses.
 
Unit Alsin yang dihasilkan ini untuk melengkapi paket teknologi yang sudah ada sebelumnya seperti mesin perajang dan penepung. Dengan ditambahkan dengan dua teknologi ini, maka pengolahan kunyit untuk menjadi produk simplisia kering dan pengolahan kunyit menjadi tepung sudah dapat dilakukan. Jika pengolahan ini dilakukan oleh petani dengan baik dan mempunyai pasar yang jelas, maka dapat memberikan nilai tambah yang sangat signifikan bagi petani dibanding menjual kunyit tersebut dalam bentuk segar.



Berita Lainnya