Kementan Dukung Pengembangan Alternative Development Aceh Bebas Narkoba


Gayo (26/2) - Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung program Alternative Development yang digalakan di Aceh. Untuk itu Kementan telah mengalokasikan penyediaan alat mesin pertanian sebagai bentuk dukungan. Diantaranya memberikan bantuan berupa traktor roda 2 sebanyak 25 unit, pompa air sebanyak 10 unit, rice transplanter sebanyak 5 unit, hand sprayer sebanyak 50 unit, alat tanam jagung sebanyak 30 unit dan cultivator sebanyak 15 unit. Hal tersebut disampaikan oleh Mukti Sardjono, Staf Ahli Menteri Pertanian yang mewakili Menteri Pertanian saat melakukan Tanam Perdana Program Alternative Development Aceh di Gampong Agusen Kab.Gayo Lues Prop.Aceh.

Mukti menambahkan, untuk Tahun Anggaran 2018 Kementerian Pertanian telah mengalokasikan kegiatan di Kabupaten Gayo Lues berupa: (1) Tanaman Pangan: jagung hibrida 2.050 ha dan padi gogo seluas 310 ha, (2) Tanaman Perkebunan:  intensifikasi kopi  200 ha dan peremajaan kopi  400 ha, (3) Tanaman Hortikultura: pengembangan Cabe Merah 25 ha dan Bawang Putih 10 ha.

Turut hadir pada acara tersebut Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Bupati Gayo Lues, Anggota DPR RI, DPRA, DPRK, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan mewakili Menteri Pertanian, perwakilan dari KLHK, Kementerian Koperasi, pejabat Kabupaten Gayo Lues dan lebih dari 500  masyarakat Gayo Lues.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Gayo Lues menyampaikan terima kasih kepada BNN dengan adanya Program Alternative Development yang di pusatkan di Gampong Agusen Kab.Gayo Lues. Wilayah tersebut merupakan  salah satu daerah penghasil ganja. Saat ini ada sekitar 900 orang masyarakat Gayo Lues yang ditangkap karena kasus narkotika, dan 1.800 orang yang menjadi buron. Dengan adanya program Alternative Development  ini diharapkan agar penanaman ganja di Aceh dapat dihilangkan. Masyarakat diberikan pemahaman tentang pengolahan alternatif berbagai jenis tanaman pertanian pengganti tanaman ganja agar memiliki nilai tambah secara ekonomi untuk masyarakat.

“Kami mengusulkan kepada Kementerian Pertanian untuk memberikan bantuan pengembangan kopi arabika dan tanaman prospektif lainnya yang secara agroklimat dapat dikembangkan di wilayah ini,” kata Bupati Gayo.

Pemerintah melalui BNN telah mendesain program Alternative Development  yaitu sebuah program khusus untuk mengganti tanaman penghasil narkotika dengan tanaman pertanian. BNN juga melakukan berbagai pelatihan kepada lapisan masyarakat. Saat ini, BNN sedang menyiapkan Inpres sehingga program ini nantinya dapat didukung oleh semua pihak dan dapat terlaksana seperti yang diharapkan.

Dalam kesempatan tersebut Budi Waseso, Kepala BNN menegaskan Indonesia saat ini dalam status Darurat Narkoba. Korban Narkoba saat ini sudah kita jumpai hampir di semua lapisan masyarakat, dari orang dewasa sampai balita. Dampak  penyalahgunaan narkoba telah merugikan bangsa dan generasi mudanya baik kerusakan fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan bangsa. "Untuk itu kita menyatakan perang terhadap narkoba," tegas Budi.

Acara tersebut ditutup dengan penanaman perdana kopi arabika dan pemberian secara simbolis benih cabe kepada Bupati Gayo Lues oleh Staf Ahli Menteri Pertanian.




Berita Lainnya