Mewujudkan Nawacita Membangun Dari Batas Negeri


Atambua - Disela-sela persiapan ekspor bawang merah, hari ini (12/10). Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani yang juga sebagai Penanggung Jawab UPSUS Padi, Jagung, Kedelai (Pajale) Prov. Nusa Tenggara Timur, tadi malam  menyampaikan kepada media bahwa bawang merah organik membuka pintu ekspor ke Timor Leste.

Rencana ekspor ke Timor Leste, sudah dipersiapkan  dengan memenuhi semua dokumen ekspor dan impor ujarnya. Berkaitan dengan ekspor ke Timor Leste besok, dari Pintu Perbatasan Mota Masin, Kabupaten Malaka, direncanakan akan dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, serta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Veteriner, Republik Demokratik Timor Leste, serta beberapa pejabat dan anggota Parlemen. Sedangkan dari Republik Indonesia, Menteri Pertanian diwakili Staf Ahli bidang Infrastruktur, Ani Andayani serta beberapa pejabat eselon I dan II lingkup Kementerian Pertanian, serta jajaran pejabat Provinsi NTT dan Kabupaten. 

“Indonesia akan mengoptimalkan sisi perbatasan wilayah Republik Indonesia dengan Negara Tetangga, seperti Timor Leste, Malaysia, Brunei, Papua Nugini, dan Singapura, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dari batas negeri,  sebagaimana amanat Nawacita Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla,” tegas Ani.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menurut Ani Andayani, telah menetapkan program membangun lumbung pangan berorientasi ekspor di perbatasan, seperti Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Maluku, dan Kalimantan.

Luas areal tanaman bawang merah Provinsi NusaTenggara Timur sebesar  1.231 ha di tahun 2016, naik 22.5% dari target. Sedangkan di Kabupaten Malaka saat ini memiliki 200 ha tanaman bawang merah dari  potensi 3000 hingga 4000 ha areal tanaman bawang dengan rata-rata produktivitas 16 ton/ha, yang akan memasok kebutuhan Timor Leste dari 4 pintu masuk yaitu, Kabupaten Malaka, Belu, Timor Tengah Utara, dan Kupang. 

Hari ini secara simbolik akan dilaunching ekspor perdana 30 ton,  sebagai pembuka ekspor komoditas pertanian  ke Timor Leste. Menurut Ani Andayani, potensi ekspor ke Timor Leste bahkan sudah sampai tahap Bilateral Agreement, seperti komoditas peternakan saat ini yang sudah tahap final untuk ternak unggas dan produk turunannya, seperti Daging Ayam segar, Day Old Chick (DOC), dan Pakan Ternak. “Nanti kita akan lihat karena besok juga akan dilakukan IB (Inseminasi Buatan) Program SIWAB, yang akan dihadiri Dirjen Peternakan, I Ketut Diarmita. Malam ini "Pak Dirjen PKH" sudah ada di Kabupaten Malaka, dan akan bergabung nanti,” Kata Ani Andayani.  

Ani Andayani, sangat mengapresiasi masyarakat dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur dari provinsi hingga kabupaten-kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, seperti Kabupaten Malaka ujarnya. Saat ini Kabupaten Malaka meluncurkan program "RPM" (Revolusi Pertanian Malaka), yang menetapkan 8 komoditas unggulan, yakni jagung, padi, kacang hijau, bawang merah, mete, kambing, itik, dan ikan bandeng, dengan fokus pada One Village One Product (OVOP).  

Uniknya, menurut Ani Andayani,  Kabupaten Malaka, dengan luas 111 ribu hektar memiliki 40% lahan subur dan basah dengan siklus hujan 7 hingga 8 bulan, ini spesial untuk seluruh wilayah di Provinsi NTT, membuat Malaka berkelimpahan pangan. Jagung bisa ditanam 2 hingga 3 kali setahun di Kabupaten Malaka, dan bawang merah yang baru dikembangkan sudah menghasilkan 16 ton per hektar. 

“Kementerian Pertanian akan mendukung terus masyarakat tani di seluruh Indonesia, khususnya di daerah perbatasan terutama dalam hal teknis kontinuitas produksi untuk menjaga volume ekspor,” pungkas Ani Andayani, mengakhiri bincang media malam tadi. 




Berita Lainnya