Promosi Buah Nusantara, Kementan Bagikan Ribuan Kilogram Buah Lokal di Car Free Day


Minggu – (13/8), Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian mulai memfokuskan pengembangan potensi hortikultura, khususnya buah-buahan dari tanah air. Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia ke-72 yang jatuh pada bulan ini, Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan “Aku Cinta Buah Nusantara” dengan agenda senam pagi bersama dan makan buah bersama pengunjung Car Free Day di Sarinah, Thamrin.

Dalam kegiatan tersebut, Kementerian Pertanian membagikan secara gratis buah lokal sebanyak ribuan kilogram kepada para pengunjung CFD di Thamrin. Buah yang dibagikan sendiri diantaranya jeruk, pisang, belimbing, salak, jambu air, buah naga, duku, mangga, jambu kristal, nanas dan lain-lain. “Kami himbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mencintai buah lokal, buah produksi kita sendiri. Sekarang ini buah kita kwalitasnya tidak kalah dengan negara lain”, imbau Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kegiatan tersebut.

Tidak dipungkiri, keunggulan kekayaan alam nusantara membawa berkah tersendiri bagi Indonesia. Berbagai macam buah mampu tumbuh subur di tanah Indonesia. Keanekaragaman hayati yang ada, patut disyukuri oleh bangsa Indonesia dengan cara meningkatkan produksi yang ada dan mengkonsumsi buah lokal. Potensi ekspor pun sudah di depan mata, “Bahkan sudah menggekspor beberapa buah unggulan kita seperti mangga, nanas, manggis”, tandas Amran.  Selain itu, Kementerian Pertanian optimis akan menambah jumlah komoditas buah-buahan yang akan di ekspor.

Untuk mendukung pengembangan hortikultura, Kementerian Pertanian memberikan dukungan berupa bantuan bibit dan pupuk gratis kepada para petani. “Perintah Bapak Presiden meminta kami agar memberikan bibit gratis kepada seluruh petani-petani Indonesia dan itu nilainya 5,5 triliun, itu akan kita bagkan gratis”, tambahnya.

Pemanfaatan beberapa jenis lahan yang kurang optimalpun nantinya menjadi bidikan selanjutnya.  “Ada dua raksasa yang kita harus bangunkan di Indonesia, raksasa pertama adalah swampland (daerah rawa) lahan pasang surut, itu ada 21 juta hektare, yang potensi ada 10 juta hektare, kemudian ada rain fat land, ada tanah tadah hujan, yang tanam hanya satu kali kali setiap tahun, karena ketergantungan dengan hujan, ini bisa kita tanam tiga kali dengan catatan kita membangun rain water harvesting system”, ungkapnya dengan gamblang. Untuk mendorong hal tersebut, Kementerian Pertanian telah bekerja sama dengan Kementerian Desa dan PDTT untuk membangun 30.000 embung yang nantinya akan mengairi sekitar 4 juta hektar lahan.

Menteri yang sukses membawa Indonesia swasembada beras di tahun 2016 ini sempat menyinggung mengenai rempah-rempah Indonesia. Pemerintah bertekad ingin mengembalikan kejayaan rempah-rempah nusantara seperti di tahun  1500-an. Amran mengingatkan bahwa di era tersebut ada yang mengatakan siapa yang menguasai rempah-rempah, itu akan menguasai dunia. Nantinya, pengembangan pertanian Indonesia akan berdasarkan keunggulan komparatif di masing-masing wilayah, “kita (membangun) berdasarkan keunggulan wilayah itu, seperti kopi (di) Aceh, kemudian rempah-rempah cengkeh, pala (di) Banda”, sambungnya.

Menteri yang merupakan Putra asli Sulawesi Selatan ini memohon kepada kementerian lain, seluruh pegawai Indonesia agar menyuguhkan buah lokal untuk jamuan kepada tamu yang pada intinya adalah mengkonsumsi produk dalam negeri. Terakhir Amran berpesan kepada semua pihak agar, “mencintai produksi (buah) kita, sama seperti mencintai merah putih, mencintai bangsa indonesia, mencintai petani indonesia. Ayo kita konsumsi buah lokal, mari makan buah nusantara”.




Berita Lainnya