Potensi di tanah Sumatera terus dikembangkan, Kementan bersama TNI Tanam Perdana 5.000 ha di Kabupaten Siak


Siak (5/4), Kementerian Pertanian besama TNI melaksanakan tanam padi dan jagung di areal seluas 5.000 hektare. Banyak elemen yang terlibat dalam tanam perdana kali ini bersama masyarakat, mulai Bupati Siak sendiri, Kapolda Riau, Gubernur Riau, dan 3 Gubernur tetangga Gubernur Kepri, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Barat hadir dalam acara ini. Sedangkan, untuk dari TNI, selain Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut pula tanam bersama KASAD, Pangkostrad, Danjen  Kopasus, Pangdam Bukit Barisan.

Di Kabupaten yang memiliki sungai terdalam di Indonesia ini dinilai strategis untuk pertanian Indonesia karena wilayahnya yang berbatasan langsung dengan negara tetangga serumpun dan berada di wilayah segitiga pertumbuhan Indonesia - Malaysia - Singapura. Oleh karena itu Kabupaten Siak sendiri dinilai cocok untuk yang sering diutarakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, "ketika kita ingin ekspor, tinggal lempar, atau sambil panen kita ekspor". Menteri Pertanian sendiri, dalam hal ini diwakili oleh Dirjen Hortikultura, Spudnik Sudjono.

Kabupaten dengan jumlah penduduk hampir empat ratus ribu jiwa ini memiliki komoditas unggulan nasional yang dikembangkan berupa padi dan cabai berdasarkan masterplan pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan komoditas unggulan nasional lain yang akan dikembangkan pada tahun 2017 adalah jagung. Untuk sektor pertanian sendiri dapat menyerap sekitar  36% tenaga kerja dari keseluruhan angkatan kerja. Sektor ini juga mampu memberikan kontribusi 27.23% dari total Pendapatan Domestik Brutto (PDB) Kabupaten Siak. Luasan tanampun turut digenjot dan terdapat peningkatan dari tahun 2015 yakni dari 7.582 ha menjadi 7.611 ha di tahun 2016 sementara target tanam 2017 seluas 9.136 ha dengan luas panen 10.715 ha ungkap Bupati Siak H. Syamsuar

Syamsuar pun menyatakan produksi jagung pun terus digenjot di Siak, selain penambahan luas tanam secara monokultur, dilakukan juga sistem tumpang sari dengan kelapa sawit. Selain itu, program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) juga dijalankan bersamaan. Data hingga akhir Maret 2017, target IB 3.340 ekor telah terealisasi 652 ekor, target bunting 3.171 ekor telah realisasi 1.353 ekor, target lahir 1.730 ekor dengan telah terealisasi 610 ekor.

Di tempat yang sama, Dirjen Hortikultura Spudnik Sudjono menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian di era Andi Amran Sulaiman telah membuat fondasi mendasar memperkuat sarana produksi melalui alat mesin pertanian seperti, RMU atau penggilingan gabah, rice transplanter, combine harvester, traktor. Di era beliau ada total 180.000 alsintan dialokasikan untuk masyarakat. Dengan begitu, diharapkan  terjadi efisiensi kerja pertanian sehingga lebih produktif, ungkap Spudnik.

Selain alsintan ada juga bantuan benih, saluran irigasi, hingga yang terbaru ada asuransi pertanian yang harapannya memberikan rasa tenang kepada para petani. Semuanya tidak lain hanya untuk mensejahterakan petani dan meningkatkan produksi dengan visi besar kedaulatan dan kemandirian pangan. Terlihat hasilnya, di tahun 2016, produksi beras kita secara nasional sekitar 79,1 juta ton dimana naik dari angka tahun sebelumnya yang hanya 75 juta ton. Indeks Pertanaman kita juga sudah berada di angka rata-rata nasional 1,79 atau hampir dua kali tanam dalam setahun. Untuk komoditas jagung sendiri sekarang pola tanam tidak hanya monokultur. Telah dibuat program integrasi dengan tanaman perkebunan seperti sawit dan karet. Upaya untuk luas tambah tanam pun terus dilakukan 

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono yang turut hadir  merasa ini merupakan event yang sangat strategis dalam rangka mendukung program pemerintah sesuai nawacita Mandiri terhadap ketahanan pangan nasional. Sesuai dengan visi Presiden menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia di tahun 2045. Harapannya, wilayah lain bisa mencontoh kesungguhan Kabupaten Siak. Mulyono menambahkan, "TNI selalu hadir bersama masyarakat".Ditambahkannya, "bagaimana Kementerian Pertanian membuat MoU dengan TNI AD untuk mewujudkan swasembada beras dalam waktu 3 tahun, tetapi nyatanya sebelum waktu target yang ditentukan, swasembada beras sudah terwujud", ungkapnya. Bahkan,  beberapa waktu lalu Indonesia mampu ekspor ke Srilangka. Hal Ini menjukkan bahwa Indonesia sebenarnya bisa mewujudkan mandiri dan berdaulat pangan.

Dalam acara ini juga diberikan bantuan alsintan dan benih, alat tulis sekolah, serta asuransi pertanian bagi 1500 petani. Pemerintahpun terus mengupayakan keberpihakannya terhadap petani. Setelah adanya Perpres No. 20 tahun 2017 yang juga mengatur serapan gabah di bawah kualitas (untuk kadar air) yang berlaku diharapkan semua pihak dapat bersinergi, baik Kementerian Pertanian, TNI, serta Bulog dalam menyerap gabah petani. Khusus menjelang puasa, ketersediaan pangan menjadi fokus pemerintah, agar pada ramadhan dan Idul Fitri stok memadai dan masyarakat dapat membeli pangan dengan harga yang wajar.




Berita Lainnya