Waduk Napung Gete di Sikka, Kementan Optimis Tingkatkan Produksi Jagung NTT


Sikka, NTT - Kementerian Pertanian bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) untuk membangun Waduk Napung Gete berikut jaringan irigasinya di Kabupaten Sikka, NTT. Pembangunan waduk ini sebagai upaya meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan jagung sehingga Provinsi NTT mampu menyumbang target swasembada pangan nasional.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani mengatakan Waduk Napung Gete merupakan kolaborasi antar kementerian dan pemerintah daerah dalam mewujudkan swasembada pangan di NTT secara sinergi.  NTT yang selalu dipahami masyarakat yakni identik dengan kekeringan, kini mempunyai harapan baru. Di mana, kini di sebuah Desa Ilin Medo Kecamatan Waiblama akan dibangun waduk luasnya sekitar 161 ha.
 
"Operasi awalnya waduk ini akan mengairi sekitar 300 hingga 400 ha lahan pertanian. Adanya waduk ini mampu munculkan ekspresi orang NTT yakni 'air su dekat, senangnya minta ampun'. Artinya air sudah dekat kami semua bergembira mendapatkannya," kata Ani yang juga sebagai penanggung jawab Program Upaya Khusus Swasembada Pangan di NTT saat meninjau lokasi waduk sekaligus melakukan pencanangan tanam serentak jagung di Sikka, Jumat (9/12). 
 
Ani menjelaslan pembangunan Waduk Napung Gete benar-benar sebagai wujud sinergi lintas kementerian atau lembaga pemerintah. Yakni pembangunan mulai green belt oleh KLH, Kemen PUPR menangani bangunan waduknya, Kementan pada optimalisasi  manfaat untuk kedaulatan pangan dan operasionalnya oleh pemerintah daerah dengan perijinan yang mudah oleh kementerian Agraria dan Tata Ruang. 
 
"Mari kita bersinergi untuk kemaslahatan masyarakat banyak. NTT siap menuju swasembada pangan dengan jiwa patriot yg telah didedikasikan oleh ethos kerja TNI -AD yaitu kerja keras, pantang menyerah dan tulus ikhlas," ujarnya.
 
Terkait pencanangan tanam serentak jagung, kegiatan ini dilakukan bersama Bupati Sikka, Yoseph Ansar Rera dan dihadiri oleh Forum Kordinasi Pimpinan Daerah, TNI AD, Kàpolres Sikka, Kepala Dinas Pertanian Prov NTT, perwakilan dari Kemenko Perekonomian, kasubdit jagung Ditjen TP Kementan, SKPD bidang pertanian provinsi dan kabupaten, para penyuluh, babinsa dan petani. Pada penanaman jagung ini dilakukan pemberian bantuan alat tanam jagung, benih jagung dan menanam bersama di lahan yang berada di Kecamatan Kangae, Sikka.
 
Ani menuturkan target pengembangan jagung di Sikka untuk periode Oktober 2016 hingga Maret 2017 mencapai 18.000 ha dan masa tanam April-September 2017 untuk NTT target tanam jagung sebesar 233.000 ha. Saat ini baru tertanami sejak Oktober sampai 12 Desember 2016 sebesar 73.530  ha karena masih menunggu hujan yang diperkirakan akan merata mulai pada dasarian ke dua bulan Desember 2016. 
 
"Sikka kini siap mengembangkan jagung untuk kebutuhan lokal dan kerjasama dengan GPMT, siap mencarikan pengusaha pengumpul dan meningkatkan populasi tanaman per hektarnya yang semula hanya 30.000 tan/ha menuju 60.000 tan/ha. Dengan demikian produktivitasnya diharapkan akan meningkat dari 2,5 ton per hektar menuju 5.0 ton per hektar.
 
Lebih lanjut, Ani menyampaikan peningkatan produktivitas jagung tersebut dengan cara penggunaan benih hibrida dan populasi tanaman yang sekarang ini belum sepenuhnya dengan larikan berjajar diubah menjadi larikan sehingga populasi minimal 50.000 hingga 60.000 tanaman/ha.
 
"Capaian luas tanam jagung NTT pada bulan desember ini sampai dengan 12 Desember 2016 telah mencapai 19.988 ha. Capaian ini merupakan urutan ke dua setelah Sumatera Utara 27.446 ha," tuturnya.
 
Untuk diketahui, Berdasarkan Angka Tetap (ATAP), BPS NTT, produksi jagung NTT di tahun 2015 sebesar 685.081 ton sedangkan 2014 sebesar 647.110 sehingga naik 5,9 persen. "Kenaikan ini karena program upaya khusus swasembada pangan," meskipun di kondisi ada el nino," pungkas Ani.



Berita Lainnya