Kementan akan Kembangkan Komoditas Pertanian Penghasil BBN


Jakarta - Kementerian Pertanian menjadi salah satu tujuh Kementerian yang ikut andil dalam menyusun Rancangan Rencana Umum Energi Nasional (R-RUEN) yang dipelopori oleh Dewan Energi Nasional (DEN). Dalam hal ini, Kementan memiliki tanggung jawab untuk menyusun roadmap pengembangan jenis komoditas pertanian sebagai bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN) atau bioenergi. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional selaku Wakil Tetap Kementan untuk DEN, Mat Syukur.

"Roadmap ini untuk fokus mengembangkan komoditas yang dapat menghasilkan bioenergi asal tidak berbenturan dengan kebutuhan pangan nasional," ujarnya pada pertemuan bilateral antara Kementan dan DEN, Senin (17/10).

Bioenergi dari tanaman termasuk dalam Energi Baru Terbarukan (EBT) yang target produksinya terus ditingkatkan hingga tahun 2050.  Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan minyak bumi yang dikhawatirkan jumlahnya akan semakin berkurang pada masa yang akan datang. Saat ini komoditas pertanian yang telah dikembangkan menjadi bioenergi berupa biodiesel adalah Crude Palm Oil (CPO) atau kelapa sawit. Produksi CPO untuk biodiesel masih mencukupi hingga tahun 2019.

“Saat ini kami juga sedang mengembangkan tanaman kemiri sunan untuk biodiesel untuk memenuhi target 15,6 juta KL pada tahun 2025,” ujar Mat Syukur.

Ditegaskan pula oleh Sekretaris Jenderal Kementan, Hari Priyono, pengembangan bioenergi bisa didapatkan dari jenis komoditas apa saja asal didukung dengan teknologi yang baik. Terutama pada pengolahan limbah, apabila dikelola dengan baik bisa menjaga lingkungan sekaligus memproduksi bioenergi. Hanya saja, tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan daya saing komoditas pertanian yang diolah sebagai bahan baku bioenergi atau BBN. Sehingga pengembangan komoditas tersebut tidak berhenti di tengah jalan seperti yang pernah terjadi pada tanaman jarak pagar.

Oleh karena itu, DEN dalam hal ini juga bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dalam menentukan insentif fiskal sehingga dapat mendorong produksi bahan baku BBN. Kementan juga akan berupaya mendorong investor untuk dapat berinvestasi dalam bisnis produksi bahan baku BBN ini supaya target pada tahun 2025 hingga tahun 2050 dapat tercapai.

Sekretaris Jenderal DEN, Satry Nugaraha menyampaikan kedatangan tim DEN ke Kantor Pusat Kementan guna mensosialisasikan materi R-RUEN kepada pejabat di lingkup Kementan sekaligus mengingatkan tanggung jawab yang dimiliki Kementan untuk pemenuhan bahan baku BBN.




Berita Lainnya