Produksi Jagung Naik 40%, Wajar Impor Turun Drastis


Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor jagung pada periode Januari-September 2016 sebesar 874.930 ton atau setara US$ 174,1 juta. Ini jauh lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 2,5 juta ton atau setara US$ 565 juta.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan, penurunan impor ini berawal dari Peraturan Presiden (Perpres) pada tahun sebelumnya yang mengatur tentang harga dasar untuk jagung, yaitu Rp 3.150 per kg. Ini membuat petani bergairah menanam jagung.

"Bapak Presiden mengeluarkan Perpres bahwa harga dasar untuk jagung Rp 3.150 sehingga petani jagung tidak pernah merasakan rugi. Tanam jagung pasti untung," ungkapnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Sedangkan sebelumnya, petani jagung sangat rentan dengan kerugian. Sehingga banyak yang memilih untuk berganti komoditas pangan. Walaupun kebutuhan jagung di dalam negeri terus meningkat.

"Ya biasanya kadang untung kadang rugi, sekarang ini Alhamdullilah untung sehingga mereka terpacu untuk menanam," ujarnya.

Sebelumnya, produksi jagung hanya naik sekitar 5% setiap tahunnya. Namun sejak tahun lalu, kenaikan produksi jagung sudah mencapai 40%. Maka wajar bila impor jagung juga turut turun drastis.

"Sulawesi Utara, Gorontalo, Bima, Sumbawa itu naik 40% produksinya. Kemudian Kalimantan selatan juga laporannya naik 40-50%," tegas Amran.

Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3323432/produksi-jagung-naik-40-wajar-impor-turun-drastis?utm_source=News&utm_medium=Desktop&utm_campaign=ShareFacebook




Berita Lainnya