APEC Deklarasikan Perkuat Ketahanan Pangan dengan Sinergi Pembangunan Pedesaan - Perkotaan


Piura, Peru - Terdapat tiga hal yang menghambat ketahanan pangan saat ini, yaitu rendahnya akses pasar produk pangan, perubahan iklim, dan pembangunan pedesaan – perkotaan yang tidak bersinergi. Untuk itu, para Menteri Pertanian Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang terdiri dari 21 anggota ekonomi sepakat untuk mengatasinya bersama melalui kerangka kerja sama yang disebut “Strategic Framework For Rural-Urban Development and Food Security” dalam kesempatan pertemuan the Fourth Food Security Ministerial Meeting (FSMM4) di Piura, Peru, pada tanggal 26-27 September 2016.
Tanpa ketahanan pangan permasalahan sosial seperti kemiskinan dan kelaparan akan menjadi hambatan besar untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif sebagaimana yang dicitakan oleh seluruh bangsa. Indonesia sendiri yang pada masanya pernah mencapai swasembada pangan, sangat merasakan tantangan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya arus urbanisasi yang memperlemah ketahanan pangan. Karena itu, pemerintah Indonesia saat ini sedang fokus untuk kembali mencapai swasembada dengan program Upaya Khusus Pajale (Padi, Jagung dan Kedelai).
Kemudahan lintas perdagangan produk pangan memiliki peran dalam meningkatkan ketahanan pangan, namun berdasarkan prediksi WTO pertumbuhan perdagangan tahun 2016 hanya 1.7%, lebih rendah dari angka prediksi pertumbuhan ekonomi dunia 3.4% (IMF, 2016). Kegagalan untuk mengantisipasi perubahan iklim mengakibatkan terjadinya kegagalan panen di beberapa wilayah APEC. Dan pertumbuhan desa dan kota yang tidak bersinergi mengakibatkan permintaan pangan lebih besar dari pada produksinya. Berdasarkan data APEC, jumlah penduduk Asia Pasifik yang tinggal di wilayah urban saat ini mencapai 60%.
Untuk itu, dalam kerangka kerja sama stratejik tersebut, APEC sepakat untuk membuat aksi nyata dalam membangun rural-urban secara bersinergi dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan. Aksi nyata akan dilakukan secara holistik dan menyeluruh mencakup aspek ekonomi untuk meningkatkan perdagangan, penanggulangan dampak perubahan iklim, antisipasi dinamika dampak perubahan sosial dan reformasi struktural.
“Indonesia akan mensinergikan pembangunan di pedesaan secara holistik, dan mengusulkan agar seluruh pemerintah APEC terus membantu petani dan nelayan kecil untuk meningkatkan ketahanan pangan. Merevitalisasi fungsi lahan di daerah pedesaan untuk kegiatan bertani dan menjaga ekosistem lingkungan. Lebih lanjut, Indonesia mengajak seluruh ekonomi APEC untuk mengutamakan tujuan SDGs terkait pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan dalam agenda pembangunannya” ujar Duta Besar RI Lima, Moenir Ari Soeananda dalam intervensinya selaku ketua Delri mewakili Menteri Pertanian RI pada FSMM4.
“Strategic Framework For Rural-Urban Development and Food Security”, akan memberi akses pasar lebih luas di wilayah Asia Pasifik bagi komoditas pertanian dan perikanan Indonesia yang akan berdampak pada pembangunan pedesaan.
Sumber: Dit. KSI Aspasaf, Kemlu RI /Biro KLN, Kementan RI




Berita Lainnya