Pertumbuhan Pertanian Berpengaruh Signifikan Pada Pengurangan Kemiskinan


Jakarta - Kebijakan Kementerian Pertanian terkait infrastruktur, tata niaga, hilirisasi,  pengendalian impor serta peningkatan ekspor adalah semata-mata untuk menambah pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebagai keynote speaker dalam Forum Pertanian 2016 dengan tema "Peran Sektor Pangan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat", Kamis (29/9).

"Harga membaik, petani berproduksi, kesejahteraan masyarakat meningkat," ujar Mentan.

Mentan mengakui selama ini disparitas harga di tingkat petani dan pedagang berpengaruh pada kesejahteraan di tingkat petani. Seperti yang selama ini ditemukan Mentan ketika berkunjung ke beberapa daerah.

Disparitas harga  sering terjadi pada komoditas padi (beras), bawang merah, cabai serta daging sapi dan unggas. Disparitas tersebut berkisar antara 100-300% di tiap komoditas. Oleh karena itu, Pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) di tingkat petani.

"Seluruh produksi pertanian harus dibeli dengan harga yang wajar," tegas Mentan.

Dalam meningkatkan produksi pangan, Mentan terus meningkatkan penggunaan dan pemanfaatan mekanisasi pertanian. Mentan yakin apabila seluruh petani Indonesia menggunakan alat mesin pertanian, akan mempersingkat waktu sekaligus mengurangi biaya operasional. Misalnya kalau untuk mengolah lahan pertanian 1 hektar dengan cara tradisional memakan waktu 25 hari, dengan mekanisasi cukup 3 jam. Keuntungan yang bisa didapatkan dari penggunaan mekanisasi pertanian diperkirakan  mencapai 200-300 triliun.

Sesuai dengan arahan Presiden RI untuk meningkatkan produksi dan menungkatkan kesejahteraan masyarakat Kementan telah membangun dari pinggiran, Kementan membangun lumbung pangan di wilayah perbatasan bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 

Mentan meminta untuk mengembangkan pertanian organik sesuai dengan kondisi lahan pertanian di masing-masing wilayah. Tujuannya adalah meningkatkan ekspor ke negara tetangga sehingga berpengaruh juga pada kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan tersebut.

"Kesejahteraan petani meningkat, produktivitas harus naik," ucap Mentan.

Mentan juga menerangkan daerah pinggiran yang telah dibangun seperti di Kepulauan Riau, Kalimantan, Ambon, dan baru baru ini telah ditandatangani 44 kepala daerah dan dinas untuk mengembangkan jagung, kata Mentan.

Kegiatan Forum Pertanian 2016 merupakan rangkaian forum diskusi kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Kompas. Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Ninuk Pambudi menyampaikan bahwa Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang meningkat karena adanya panen raya padi. Tapi hal tersebut justru menjadi suatu masalah karena ini artinya ekonomi Indonesia ditunjang oleh petani kecil. Padahal petani selalu jadi korban dalam tata niaga yang berjalan di Indonesia. Sektor pertanian seharusnya tidak berhenti pada kegiatan produksi. Perlu adanya peningkatan nilai tambah pada suatu komoditas sehingga harga di tingkat petani bisa naik. 

"Pertumbuhan pertanian sangat siginfikan dengan pengentasan kemiskinan serta memeratakan kesejahteraan masyarakat," ujar Ninuk.

Hadir dalam pertemuan ini Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia Anton J. Supit, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil, serta akademis Institut Pertanian Bogor Sam Herodian, Rachmat Pambudy serta Rusman Heriawan sebagai moderator.




Berita Lainnya