Lingga Mencetak 3.000 Hektar Sawah

LINGGA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, menargetkan mencetak 3.000 hektar sawah. Saat ini sudah 300 hektar sawah yang mulai digarap di Desa Sungai Besar, Lingga Utara. Pemkab Lingga ingin memutus ketergantungan pangan dari daerah lain.

"Lingga ingin membalikkan posisi dari konsumen menjadi produsen beras," ujar Bupati Lingga Alias Wello, Rabu (30/3), di Lingga.

Selama ini, Lingga menggantungkan pasokan pangan dari daerah lain. Cadangan pangan di Lingga bisa menipis saat ombak tinggi sehingga pengiriman terhambat. Untuk mencapai Lingga, hanya bisa dengan kapal yang rutin berlayar setiap hari. Sementara pesawat hanya singgah sepekan sekali.

Kondisi itu diharapkan bisa berbalik jika Lingga bisa menghasilkan beras sendiri. "Tahun ini mudah-mudah sudah mulai panen walaupun jumlahnya masih terbatas. Butuh waktu untuk mencetak sawah ribuan hektar," ujarnya.

Wello mengakui, program pencetakan sawah itu tidak mudah. Tantangan utama adalah mengubah pola pikir warga yang terbiasa menjadi nelayan. "Program ini akan menjadi ujian, Lingga sanggup berubah," ujarnya.

Tantangan lain adalah membangun jaringan irigasi. Lahan yang dipersiapkan memang dekat sumber air. Namun, diperlukan jaringan irigasi untuk bisa mengairi 3.000 hektar lahan.

"Kami sedang menyiapkan jaringannya secara bertahap. Lingga tidak kekurangan air, tinggal mengatur. Saya tidak ingin ada keterbatasan pangan lagi di Lingga," katanya.

Tahun lalu, warga Lingga kembali mengonsumsi sagu karena sulit mendapat beras. Sebab, pasokan dari Batam dan Tanjung Pinang yang menjadi sumber utama pengiriman beras ke Lingga terhenti.

Diduga kuat, penghentian kiriman itu terkait dengan pengetatan pengawasan beras selundupan. Batam yang secara resmi tidak punya jatah impor tetap dibanjiri beras dan gula impor. Seluruh beras dan gula itu diselundupkan banyak pihak.

Sebulan, Lingga butuh 950 ton beras dan 129 ton gula. Namun, pernah hanya tersedia 500 ton beras di Lingga. Para pedagang menolak menjual beras dalam karung. Mereka hanya menjual secara eceran.

Di Indramayu, Jawa Barat, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim, pengadaan beras dapat meningkat hingga enam kali lipat. Selain pemberian alat mesin pertanian, benih, dan asuransi untuk lahan persawahan, penyerapan gabah secara langsung kepada petani juga menjadi upaya mengejar target pengadaan beras.

Hal itu dikatakan Amran di sela-sela panen padi Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Indramayu, Rabu.

Sumber : http://print.kompas.com/baca/2016/03/31/Lingga-Mencetak-3-000-Hektar-Sawah




Berita Lainnya