Nilai Tukar Usaha Pertanian Naik, Berhasil Melawan Kemiskinan


Jakarta - Kerja keras petani yang didukung penyuluh, TNI, KTNA, HKTI, perguruan tinggi, instansi pemerintah, Komisi IV DPR-RI dan lainnya telah menunjukkan hasil. Dukungan yang diberikan secara bersama- sama memacu peningkatan produksi guna mencapai kedaulatan pangan sesuai amanat nawacita.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Kapusdatin) Kementerian Pertanian (Kementan), Dr.Ir.Suwandi menyatakan, ARAM II BPS tahun 2015 menyebutkan produksi padi naik 5,85%, jagung 4,34%, kedelai 2,93% dibandingkan 2014. Demikian juga produksi pangan seperti cabai, bawang merah, tebu dan lainnya juga meningkat.

“Peningkatan produksi yang diikuti dengan penanganan aspek hilir dan tata niaga pangan diyakini akan berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan petani,” kata Suwandi dalam keterangan releasenya beberapa waktu yang lalu di Jakarta yang diterima BetaEnews.com, Jumat (22/1/2016).

Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) ini, menurut Suwandi dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan petani. NTP dihitung dari rasio indeks yang diterima petani dengan indeks yang dibayarkan petani. Tetapi indikator NTP memiliki beberapa kelemahan di antaranya indeks yang dibayarkan petani mencakup seluruh aspek pengeluaran rumah tangga petani sehingga tidak mencerminkan pengeluaran riil untuk usaha taninya. Sebagai respon atas beberapa kelemahan NTP, maka digunakan juga indikator Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP).

Dijelaskan Suwandi, teranyata kesejahteraan petani 2015 lebih baik dibandingkan dengan 2014 dilihat dari indikator NTP maupun NTUP.

"Data BPS 2016 menyebutkan, NTUP nasional 2015 sebesar 107,44 atau naik 1,40 dibandingkan 2014 sebesar 106,04. Secara rinci, NTUP tanaman pangan tahun 2015 naik 2,91, peternakan naik 2,03 dan hortikultura naik 1,35. Sedangkan NTUP perkebunan turun 2,14 akibat sebagian besar produknya berorientasi ekspor terkena imbas harga dan krisis global,” papar Suwandi.

Sejalan dengan NTUP, lanjut Suwandi, indikator NTP juga menunjukkan peningkatan yaitu NTP tanaman pangan tahun 2015 naik 1,48 dan NTP peternakan juga naik 0,75. Sedangkan NTP perkebunan turun 4,12 akibat imbas pasar global.

“Mencermati data NTP dan NTUP 2015 ini terlihat jelas penurunan NTUP perkebunan mengisyaratkan untuk segera menyelesaikan perdagangan sawit, karet dan lainnya. Penurunan harga yang tajam telah memukul income pekebun sehingga tergelincir pada garis kemiskinan. Peningkatan produksi menjadi kurang berdampak pada income bila instansi yang menangani ekspor belum mampu mengatasi masalah ini,” terangnya.

Lebih jauh, Suwandi berharap kepada para pemerhati pertanian agar menganalisis secara lebih komprehenshif dan mendalam terhadap indikator NTP dan NTUP.

“Sebab, bila hanya melihat angka agregat NTP 2015 menurun 0,44 tanpa mendalami secara rinci sumber penurunan komponen indikatornya, maka akan salah dalam mencari solusinya,” ujarnya. 

Sumber: https://www.betaenews.com/Berita/Pertanian/Nilai-Tukar-Usaha-Pertanian-Naik-Berhasil-Melawan-Kemiskinan.html




Berita Lainnya